Herbal Cure Testimonial

Member of Herbal Clinic Ning Harmanto

Diabet Dokter hilang tak berbekas

Kesaksian Dr. Haririh Widji Utami
Jl. H. Naman Raya no.80 Rt002Rw 02
Kel Pondok Kelapa
Saya pensiunan dokter yang terus ingin mengabdikan diri untuk terus praktek sebagai seorang dokter.

Sudah beberap
a tahun terakhir ini saya mulai mempelajari khasiat tanaman obat yang ada di indonesia. Saya juga mulai mengikuti kursus di Karyasari dan kemudian tergabung di Asosiasi Pengembang Tanaman Obat Indonesia (APTOI). Setiap kali saya menghadiri pertemuan dari organisasi APTOI selalu saja ada hal-hal baru yang bisa diketahui dari sharing antar anggota.
Khusus untuk tanaman Mahkota Dewa sejak awal saya tidak berani mencoba karena mendengar informasi itu tanaman beracun dan hanya cocok untuk kanker. Saya pengidap Diabet sejak dua puluh tahun yang lalu. Karena pola makan saya yang susah diatur maka meski minum obat medis, kadar gula darah sering turun naik. Beberapa herbal juga sudah saya coba untuk mengatasi gangguan Diabet saya namun belum ada yang pas. Ketika suatu kali saya semobil dengan bu Ning saya ditanya:

”Kadar guladarah  dokter sudah normal atau belum sih?”

”Ya belum karena saya bandel”.

”Lho dokter sudah coba buah Mahkota Dewa apa belum sih?”, tanya saya ragu

”Belum tuh, saya takut katanya beracun”.

“Lho yang beracun itu Cuma bijinya dok. Kenapa anda tidak mencoba untuk atasi gula darah?”

“Jadi bener-bener nggak bahaya kalau diminum rebusan buahnya?’

“Coba saja, kalau sampai ada apa-apa saya yang tanggung”. Kata bu Ning meyakinkan.

Sejak saat itu saya mencoba menggunakan ramuan Mahkota Dewa saya gabung dengan daun salam. Setelah saya cek laboratorium, memang benar, gula darah saya turun.

Setelah merasakan khasiat tanaman Mahkota Dewa akhirnya saya memutuskan untuk menjadi mitra Usaha bu Ning Harmanto.Saya dibantu adik dan anak saya yang dengan gencar dimanapun mereka berada selalu mempromosikan ramuan Mahkota Dewa. Tidak lama kemudian ketika ada pertemuan APTOI di kebun Sringanis, bu Ning menawarkan kerja sama agar saya mau jadi Tim Medis untuk menangani klinik tradisional Mahkota Dewa. Mempertimbangkan bahwa bu Ning memang sangat gigih berjuang untuk mengembangkan ramuan tradisional dan saya tahu sudah banyak pasiennya yang sembuh maka dengan senang hati saya menerima tawarannya. Saya tertarik dengan cara kerja kliniknya bu Ning. Semua serba di atur seperti halnya tempat praktek dokter. DI klinik ini terjadi Subsidi silang. Semua pasien diberi layanan konsultasi gratis dan bagi yang mampu dipersilahkan membayar ramuan sesuai harga yang sudah ditetapkan namun bagi yang tidak mampu membayar semampunya. Apabila ada pasien yang ingin mengucapkan terima kasih karena puas dengan layanan atau bersyukur atas kesembuhannya maka dipersilahkan mengisi kotak amal saja yang secara periodik akan diserahkan ke masjid, gereja, panti asuhan atau siapapun yang membutuhkan.
 
Hari demji hari saya terus bekerja di klinik Mahkota Dewa dengan hati senang karena suasananya penuh kekeluargaan. Ya kami semua berjumlah 12 orang sudah seperti satu keluarga besar. Kalau awalnya layanan klinik hanya sampai jam 16.00 kini diperpanjang sampai jam 18.00. Bahkan ada juga yang jaga sampai jam 20.00. Sering kali kalau ada salah satu karyawan pulang kampung atau habis dari luar kota mereka pasti bawa oleh-oleh.  

Merasa aman gula darah saya bisa diturunkan dengan mudah saya  jadi agak rakus dan selalu ikut makan oleh-oleh yang secara bergantian di bawa oleh karyawan klinik.. Saya juga mulai tergiur untuk makan apapun yang saya suka. Makan nasi den
gan lauk apa saja yang saya suka. Makan kue yang manis-manis hayo saja. Pokoknya saya tidak mau pantang apapun. Beberapa kali diingatkan oleh teman dan anak sendiri saya jawab dengan tenang.
”Lho “kan ada Mahkota Dewa, tenang saja, nanti juga bisa cepat turun”.

Saya  sebenarnya juga agak penasaran dengan ramuan herbal Ashitaba atau teh Anjelica yang konon katanya sangat mudah menurunkan kadar gula darah namun saya masih ragu mencobanya. Dari internet
www.Ashitaba.com diinformasikan khasiat tanaman Anjelica atau Ashitaba untuk menanggulangi diabet, kanker, pertumbuhan syaraf, glukoma, peredaran darah dan lain sebagainya. Menurut informasi tanaman ini berasal dari Jepang dan di sebuah pulau yang penduduknya makan herbal ini yang dimasak jagi sayuran ternyata mereka sehat-sehat dan panjang umurnya. Bu Ning sudah ceritera bahwa perkawinan herbal Indonsia Mahkota Dewa dengan herbal Jepang Ashitaba akan sangat mujarab mengatasi kanker dan Diabet.
Suatu hari ketika cek gula darah saya amat terkejut karena selama ini saya tidak merasakan gejala apapun namun ternyata gula darah saya menjadi sangat tinggi yakni 560. Begitu mengetahui kadar gula darah saya cukup tinggi saya jadi panik lalu keluar keringat dingin dan merasa seperti melayang.

Bu Ning setengah marah mengetahui gula darah saya begitu tinggi.

“Aduh dokter mengapa bisa begini. Waduh Dokter, kalau pasien tahu kita bisa malu lho. Kita sering  mengobati pasien Diabet sampai bisa sembuh benar, eh koq kita sendiri sakit. Sekarang dokter harus nurut ya kita obati.” Bu Ning lalu minta dibuatkan Teh Angelica atau Ashitaba untuk bisa segera diminum dan juga saya dianjurkan minum kapsul Mahkota Dewa, Daun salam, kapsul Pegagan dan kapsul Umbi Daun Dewa.
Kini saya mau dengan rutin mengkonsumsi  Paket Diabet Mahkota Dewa. Alhamdulilah kini saya hampir tak pernah minum obat medis kecuali habis makan banyak atau saat menghadiri pesta. Belum sebulan saya konsumsi ramuan Paket Diabetes ditambah kapsul anjelica gula darah sewaktu yang semula 538 kini turun menjadi 174. Bahagianya hati ini mengetahui kenyataan yang menggembirakan. Saya benar-benar ingin sembuh total seperti halnya pasien Diabet di klinik Mahkota Dewa yang sudah banyak berhasil dan sembuh total.

November 2, 2007 - Posted by | Testimoni Diabetes

No comments yet.

Leave a comment